Sunday, November 1, 2009

The Secret to Teen Power



What Is The Secret

Terima Kasih.

Setelah saya membaca semua komentar tentang Voting untuk E.B.I di BIA09, tidak ada alasan untuk saya tidak bisa menyebutkan mereka satu persatu. Komen kalian sangat memotivasi.

Terima kasih kepada:

MOH. SOEKARNO ANDY PRIYANTO
AJI SETIYA KURNIAWAN
adnan nur avif
ardi tri harsonni wibowo
myte lesar
dian risantani
Hodi Ardianprarusli
Sandi Subakti
puspa rini
robby
SUPRIANTO
Irman
arrad prasada
Nanang H.
DESSY FITRIANA Yohanes
nicho herwanto
difa
sutria
rani
Djumiadi Tomo
Diana Khairinawati
Novie Ronikawati
mochammad irvan arif
Wahyu Sidiq Sudibyo
Gusdiyanto
tri hartanto
Ronald C S
sahmil
sugeng handoko
M. Jalaluddin Al Kafi
AHMAD SYUKRI
Ninik Sukmania
Irwan Nopiyanto
Rediningrum Setyarini
cahyo
Yusuf Wiyata Sampurna
Laurahoney Azzahra Pertiwi
Partama Nagatirtha
SUNARTO
Fauzi R. Rusli
Rina Marisa Susanti
Herryawan Kaisar
Samsudin Aditya
yan supriyanto
dafina nur amalina
evaldus eko saktia muhandoyo
faisal alif ahmadeni
Muh. Shodiq Maulana
Oka Bujawan
deddy kw
muhammad fatahuri
Andreas susandika
randy
Bayu Surya Irawadi
Achmad Muhaemin
Nani Wijaya
arya wardhana
Feddy Adriansyah
Galih
Yulius Yuwono Nugroho
MOH. JAZULI
r ahmad anggi hakim
egie nugraha
Agus Dwi Handoyo
hendra wijaya
ADE SAPUTRA
MUHLISIN
Desiana Vidayanti
Lintang Ayu Murwani
Lia Amalia Safarilla
untung dwi prasetyo
Sapta Rika
gunanto
Yohannes Ekaputra Sananto
wahadi
trika hasda mareta
fitriah rahmawati
indon novo
devi caessaria pertiwi
Hariadi Adhari
Hubert Pangondian
Paune Tulus Parulian
widya laksmi larasati
R.Wisnu Wijaya Dewojati
Trifena Monica
Rosario Dwijayanto
Rianda Septu Prawiro
heri yudhi mahardika
aldo aldustur
Rudy hardianto
nurhayati
nasrudin moh. nur
nurrachman
ratih jb
verawati
Sapto Adi Nugroho
dedi hermawan
Eka Sanda Novianti
Imam
Rifki Dwi Setiawan
Miftakhul Janah
meli susilowati
suwarni
Fadilla Turahmah
Setyawan Rahadi
Dwi Prathomo
Ni Wayan Dewi
Sulistya Dariyati
Sunardi Tjandra
dayan hakim natigor s
Nova
Abdul Hamid
jeffrey
anti
ahmad
juni iranto
Warsito
Luki Cahyadi
Wahid Mitarwan
Ruli Amir
Muhammad Hamid Mitarwan
Donna Oktavia
Shri Agastya Anoraga
sri retno larasati
Purwadi
ruddy kurniawan
Ayu Indira
silvia a rachman
sabit albani
imam eko wibowo
hartati
bayu hariyanto putera
endrawanto
Barnabas
andi irawan
Edi Laksono
Anung Indra Jati
Zona Ariemenda
Nur Ani
sudarningsih
iswanto
meini viatini
wawan wahyudi
Eko Surajiyatno
Choriana Dyah Purwindari
Gatot Irawan
UFIAH
Beny Kristian Laban
Eka Ratna Sari
Amalia Kurniasih
sandi soedjalmo
elwin
Nur Abadi
Om Ipit
ody nungkied wiyono
henky priambodo
Ferry Silalahi
ewing
Dien Puspitasari
FAHMI FACHRI
A K Amrih Muktiaji
Merina Rahmawati
Anita Dwi Setiati
Tata Budiman Tirtaatmadja
Muhamad Irsadul Ngibad, ST MM
Firdaus
mohamad hary w a
Denny Luis
blegoh bonafit
Sumiyarsih
Angga P Nitiamijaya
Suharto
Donny Alfredo
Dw. Ayu P. Adhiya Garini Putri
asep hendriana
yunita triana
ferdi sigit susanto
yori lingga saputra
mugiyono
Dedy Sutrisno Ahmad Sholeh
Werryson Eka Heksades Wijaya
novianto sutrisno
Muchamad Puji Aji, S.Ikom
susi lawardani
indah yuliana
sugiman
Afini Suri
nur arifni taufika
ardian marphis
Sjaeful Irwan
ciswanto
F Andina Handayani
Johnson Suripatty
feri irawan
Y. Bintoro
kris
yuzi iwantoro
Widi Harno
nuraini
Haris
Sri Handayani
Yuliana Eka Putri
Mughamad hendrajaya
e. agung prayogo hp
Rezky Ananto Putra Yudha
cahyadi
Muhammad Faizal
ardian
NANU PRASETYO APRILIANTO
wahyu tri widodo
wiwin setiawan
Bintoro
achiruddin
rino syawal hadi
Yunita A. Fitria
Kartika Atmadja
Suwahyo
fandy adam
nandar sunandar
titis elok paramita hapsari
ellisa
ENDI
ANTONI
Mahardika Peri
fauziah hartati
irfan
dwiantoro kurniawan
Yulianto Indrapraja
Dwi Laksono Wahyudhi
noor maulana iskdandar
Andhika Anggadewi
I Made Dwi Sarasswastana
Iva Widyastutik
iriawan
Sururi
Mohamad Ashari
nurul amila
Budi Wirahmi
Randy`
Husni Mu'Arif
Syukron Ali Mukti
i putu dwipayana
isa
Muhamad grasiori
Syarif Hidayat
Fitri Lestari
Rahmat Nur Ilham
Tommy
Tanbari
Marinus Gea
Anwar Rais
Muhammad Janwar
andri maryanto
Yulita Widyanti Handasari
SYAIFUL RAHMAN
Triana Meilinda
wildan
dwi iksanti rulia
Ilham Wahyudi, SE
sukendar wijaya
BUDI SETIA RAHMAN
riah sadiah
ricco ananto
Andrias Supriyanto
Asep Rismawansyah
Dendy Indrawan Karno Putranto
Siswanto
Buchari
Hapsari Permata Dewi
ario
duta kejora
dewi damayanti
Aditya Apriandi
asri hartati
Amanda Tulangow
Wiwi Amellia Suharni
aulia azhar
Hari Usmayadi
Neti Supriya Darsani
Fransisca Maria Nining
TeeR
Rizky Dinata
Lupinosari D
fitra triani
Rizky Firdaus
Nanang Susanto
Rafiq Ahmad
Maya
Maya Sari Damayanti
otto juniadi
amri ihsan
Imam Tri Prasetyo
Cahyo Tri Santoso
shindy engraird m
agus kustiawan
yanis naini
Kurnia Ayu Wulandari
aas haristmaya
andoko
fander
Yono Maulana
Fauzil Hamdi
Hayu Widaninggar
Benny
Juniyanto
choiron
Fransisca Stela Sekar Puri
Adrian
halimatusadiyah
Ibnul Fajar
dewi
nagawanto
vivin firmansyah
Muhammad Aditya Rachman
ade wijatmoko/790725261537
wiwit mardiastuti
natalia
Ngatawi Dwi Winarno
Butet Oktaviani M.
Alfan Miftahuriza
rahmat widodo
Miya Isyanatin
Dewi Herpina
ika yuniarti
muhran agus mulyani
Agus )
Edi Hartoyo
Kiki Andriani Kusuma
Yudhistira
HENDRA LESMANA
Budi Wahyono
muhammad ian aiko
Dirgahayu Kusumantoroadi
Anita Komala Dewi
Dian Irman
Dirta Hassan
fidriyanti
Nur Irawati
Rahmat Sondjaya
Arif Budi Leksono
syaifuddin
ingrit aqmarina
Heru Hartono
Pungki Astriani
Tri Oktaviana
hermin dwi rahayu
Muhammad Ardi
mahya nur
Fajri Ofeser
Rohadi
Pujo Setiyo W
Adhi Andrianto
FITRIA KURNIAWAN
syamsul arifin
Cindy Sylvester Kullit
wiwik utami
j. wahyono
Diani Permasih
Mohamad Ismet
eko wardoyo
kiki pramono
ronald manurung
Levine Simanjuntak
andika pradipta
suswanto
RETNO MARYANI
dharma utomo
Pentol
Muhammad Ridho
codejawa
andi maulana
Adhitiya Anugraha
Martoyo
Hendrawan Wahyuarto )
Jehuda Sharron
Diana Gita Akmal
Donny Garnida Arifin
hizkia adi putra
akbar
johan yusri
Vonny Lussica Kullit
daris segbidais m
Muhamad Ridwan
FIVI FITHRIANTY
oeij johan ferdinan
stio ari w
yulianik
dede windo mulyono
Ali muharam
Achmad Isa
FAHMY YAHYA KARSIDIN
Yenon Orsa
R. Ariosuko Dh.
Santi
zainal abidin shahab
maulana
Rachel Ratna Widowati
gandung mulyadi
Henny Widyarani
fitri indriawati
fahrurozi
andhika syaputra. az
rustandi
primi artiningrum
Dean Adhi Wardoyo
anggia agitha
Maria Mahdalina
hari gunawan
berli doni
imam yulianto
Yan Kurnia
ardiansyah
Eka Adhi Santoso
M Fadly Sipahutar
agung indrianto

Kalian adalah 'Penyebab', dan sekali lagi,

TERIMA KASIH .

More info :

  • www.blackinnovationawards.com
  • Sunday, October 18, 2009

    Escape


    Tidak tahu kenapa, foto ini begitu menarik untuk dilihat.

    Escape by Zach Blume.

    Sunday, October 11, 2009

    Mau Bebas dari Rokok? Jangan Berusaha Berhenti!

    Merokok adalah suatu kegiatan yang begitu susah dilepaskan oleh para perokok, meskipun kita semua sudah kenyang mendengar propaganda bahaya merokok bagi kesehatan. Saya pribadi tidak berpendapat bahwa merokok itu baik bagi kesehatan. Hanya saja, dalam pengamatan saya dari pengalaman terapi, berbagai upaya yang umum dilakukan untuk berhenti dari kebiasaan merokok seringkali kurang efektif. Dan lebih aneh lagi, berbagai upaya berhenti merokok justru seringkali membuahkan hasil yang sebaliknya, yakni malah memperkuat kebiasaan merokok tersebut.

    Kali ini, saya mengundang Anda untuk memahami kembali psikologi dan mekanisme kebiasaan merokok dan sekaligus menawarkan sudut pandang berbeda. Kalau boleh memberikan kesimpulan akhir di awal perenungan kita, kira-kira bunyinya begini:

    “Jika Anda ingin bebas dari kebiasaan merokok, lepaskanlah semua keinginan, upaya, dan fokus untuk berhenti secara permanen dari merokok.”
    Pendekatan Umum untuk Berhenti Merokok

    * Niat dan tekad yang kuat Secara statistik, hanya 2% perokok yang berhasil menggunakan metode ini. Saya tertarik untuk mencari metode yang bisa menolong 98% perokok yang tidak berhasil berhenti karena tidak cocok dengan metode niat/tekad ini.

    * Terapi Pengganti Nikotin Meskipun ada sebagian orang yang berhasil lepas dari kegiatan merokok akibat stiker maupun jenis nikotin pengganti lainnya, saya tidak pernah habis pikir: apabila kita sudah bebas dari adiksi terhadap nikotin berbentuk rokok, apakah kita layak menganggap diri bebas dari adiksi nikotin, kalau masih menggunakan bentuk nikotin yang lain?

    * Hipnoterapi Sebagai seorang hipnoterapis, saya tidak berhasil menemukan kesesuaian maupun tingkat keberhasilan yang baik dari metode ini. Saya menemukan bahwa selama klien masih punya KEINGINAN KUAT untuk BERHENTI merokok, sugesti hipnotis yang diberikan biasanya hanya bisa membantu untuk jangka pendek dan tidak mampu memberikan support dan manfaat jangka panjang. Lebih lagi, mengingat batin bawah sadar adalah aspek dalam diri yang sangat kuat, sebenarnya tidaklah aman ketika sebagian teknik hipnoterapi melakukan penggunaan sugesti negatif. Penggunaan kalimat sugesti hipnotis, baik yang diberikan saat trance maupun dalam percakapan biasa, yang berkonotasi “takutlah dengan akibat dari kebiasaan merokok” justru mengandung risiko bahwa tubuh akan memproduksi apa pun yang kita takutkan tersebut menjadi kenyataan. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, saya ingin menyampaikan pengamatan bahwa terkadang para praktisi hipnoterapi pun bisa lupa bahwa perumusan sugesti hipnotis bisa dibuat sedemikian kuat hingga justru membahayakan klien.

    * Akupunktur Sebagai seorang akupunkturis, saya tidak menemukan juga efektivitas yang tinggi melalui metode ini. Barangkali karena banyak akupunkturis yang terlalu fokus pada aspek detoksifikasi tubuh atas nikotin, tetapi kurang mengarahkan terapi pada aspek psikologis pasien yang sebenarnya merupakan gudang pemicu perilaku merokok.

    * Makan Melarikan dari kebiasaan merokok ke kebiasaan konsumsi baru (seperti makan atau mengunyah permen karet) kurang tepat jika disebut sebagai penyembuhan karena lebih bersifat pelarian. Tidak jarang pula pelarian ini merupakan objek adiksi baru yang belum tentu juga sehat.

    Mungkinkah ada pendekatan yang lebih natural dan lebih mudah? Ada yang bilang, bahwa upaya untuk berhenti merokok biasanya harus dilakukan antara 3-6 kali hingga mencapai keberhasilan. Benarkah?
    Mengapa Jangan Berusaha Berhenti Merokok?

    Dari sudut pandang medis, Dr. Joseph Mercola, seorang dokter yang sangat mempopulerkan merawat kesehatan secara alami, justru menganjurkan agar seorang perokok jangan LANGSUNG BERHENTI merokok. Alasannya? Dalam rokok tersimpan berbagai zat yang bersifat obat, yang bilamana sudah dikonsumsi sekian lama maka tingkat metabolisme tubuh juga bergantung pada pasokan obat tersebut. Bila rokok tiba-tiba dihentikan tanpa merawat kebutuhan nutrisi yang cukup dan gaya hidup yang sehat, maka bisa terjadi perubahan drastis metabolisme tubuh yang bisa saja mengakibatkan efek buruk yang tidak diinginkan (salah satunya peningkatan berat badan).

    Sementara menurut sudut pandang saya sendiri, begitu seseorang berkeinginan untuk berhenti merokok secara PERMANEN, dia otomatis masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”: apakah saya bisa berhenti merokok selama-lamanya, ataukah saya akan gagal dan kembali merokok seperti yang sudah terjadi sebelumnya?

    Masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal” ini justru akan membuat kita memaksakan diri untuk berhasil. Setiap pemaksaan diri, meskipun untuk tujuan yang baik, akan menyebabkan STRES TAMBAHAN di bawah sadar. Mengingat sebagian perokok menggunakan kebiasaan merokok untuk melegakan diri, menciptakan rasa nyaman, atau melepaskan stres, maka STRES TAMBAHAN ini justru meningkatkan peluang perilaku merokok untuk terulang kembali.
    Siklus “Merokok Yo-Yo”

    Pada fenomena diet berambisi langsing, fenomena menarik ini juga terjadi. Dalam jangka pendek, bisa saja tekad dan fokus kita untuk berbadan ideal terlaksana. Namun, begitu target tercapai, ada energi kompensasi yang mendorong kita untuk makan dan mengumpulkan kembali berat badan yang hilang. Ini yang disebut “diet yo-yo”. Dan kita bisa menggunakan metafora yang sama dengan “merokok yo-yo”.

    Siklusnya seperti ini:
    Takut risiko merokok → Ingin berhasil berhenti merokok → Mengumpulkan tekad sekuatnya untuk memaksakan diri berhenti secara permanen → Berhasil mengurangi/berhenti merokok dalam jangka pendek → Muncul pemicu perilaku merokok (mis. stres) → Timbul keinginan merokok lagi, tapi sudah bertekad berhenti → Terjadi konflik batin antara ingin merokok supaya lega dan ingin berhenti merokok secara permanen → Konflik batin semakin kuat, stres semakin tinggi → Ketika stres sudah melalui ambang toleransi, kemampuan berpikir jernih hilang dan akhirnya kita kembali ke pola/kebiasaan lama dalam mengatasi stres → Mulai merokok lagi → Menguatnya memori bahwa merokok itu melepaskan stres → Kecewa dan MERASA GAGAL karena tidak berhasil berhenti secara permanen → Semakin takut tidak bisa lepas dari rokok → Siklus ini berulang lagi, dst.

    Siklus tersebut begitu kuat dan mengikat sehingga kita perlu memahami bahwa untuk bebas dari rokok, kita tidak boleh masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”. Bagaimana caranya? JANGANLAH BERUSAHA BERHENTI MEROKOK.

    Ya betul, saya tidak bergurau. Semakin Anda berusaha berhenti, justru seringkali hasil sebaliknya yang Anda peroleh. Bahkan sebenarnya berhenti merokok itu begitu mudah dan bisa dicapai tanpa berupaya berhenti, kalau Anda sudah melepaskan keinginan untuk berhenti.

    Berhenti merokok akan sangatlah sulit bagi para perokok yang sangat ingin berhenti.
    Memahami Jerat Rokok Dengan Jeli

    Untuk bisa bersahabat dan terbebas dari adiksi, kita perlu memahaminya dengan lebih dekat dan jernih. Banyak orang berkonsep bahwa melepaskan benda kecil sekian sentimeter itu sebenarnya perkara mudah. Saya bukannya tidak setuju, tapi kita perlu juga membarengi dengan pengetahuan bahwa sebenarnya jerat kebiasaan merokok itu terdiri dari ribuan simpul rumit yang mengikat sistem tubuh dan batin kita.

    Kalau seluruh simpul ini, baik simpul ketergantungan secara fisik maupun ketergantungan secara psikologis, sudah menjadi jerat kompleks dalam tubuh maupun batin kita, tidaklah sulit memahami mengapa segala upaya untuk terbebas dari rokok bisa menjadi perjuangan yang diwarnai jatuh bangun bagi banyak orang.

    Di satu sisi, secara fisik memang sebatang rokok mengandung zat-zat yang menyebabkan keterikatan (adiksi) secara fisik. Artinya, bilamana dihentikan, maka tubuh akan merasakan kehilangan dan menuntut untuk diberikan kembali jatahnya. Memang tuntutan tubuh untuk kembali diisi nikotin tidak terasa seekstrem fenomena “sakaw” pada pengguna obat-obatan terlarang, tapi justru karena permintaan tersebut tidak terlalu ekstrem, para perokok cenderung merasa “tidak terpenjara” oleh nikotin dan menganggap bahwa dirinya tidak kecanduan. Dari sudut pandang tersebut, rokok sebenarnya menjerat lebih kuat daripada narkoba, karena zat dalam rokok mengikat tanpa membuat kita sadar bahwa diri kita terikat.

    Di lain sisi, bisa ada puluhan bahkan ribuan jerat rokok yang tidak bersifat ketergantungan fisik melainkan lebih bersifat jerat psikologis yang mengikat kita terhadap “kegiatan” merokok, bukan melulu pada rokoknya. Jerat psikologis tersebut bisa berupa memori serta kebiasaan, misalnya:

    * Berbagai memori tentang rasa lega dan nyaman ketika merokok.
    * Ingatan tentang bagaimana merokok melepaskan stres.
    * Ingatan tentang bagaimana rokok adalah sahabat terbaik dalam kesendirian.
    * Ingatan menyenangkan berkumpul dengan teman-teman sambil merokok.
    * Keyakinan bahwa merokok membuat seseorang lebih kreatif.
    * Keyakinan bahwa merokok membuat proses berpikir dan produktivitas lebih lancar.
    * Kebiasaan nikmatnya merokok setelah makan, atau setelah bercinta.

    Dari berbagai pengalaman dan pengamatan saya, tidak hanya pada kasus merokok, obat terkuat yang paling ampuh untuk menyembuhkan jerat memori dan kebiasaan hanyalah satu. Dan itu bukanlah membentuk memori atau kebiasaan baru yang lebih positif. Tahukan Anda apa kuncinya?

    Obatnya adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih.
    Jerat Yang Lepas Sendiri Tanpa Usaha Sengaja

    Setelah sempat mengeksplorasi berbagai cara untuk berhenti merokok yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan pada saat yang sama mengajarkan keterampilan Self Healing di berbagai pelatihan, saya menemukan fenomena yang aneh.

    Saya menemukan beberapa peserta Self Healing yang, setelah mulai berlatih keterampilannya secara mandiri dan hidup lebih sehat, tiba-tiba berhenti sendiri merokok. Anehnya, mereka tidak pernah melakukan upaya yang terfokus khusus untuk bebas dari merokok.

    Sebenarnya, fenomena ini juga bisa terjadi pada mereka yang belum belajar keterampilan Self Healing. Pernahkah Anda mendengar cerita-cerita bebas dari rokok seperti:

    * Suatu hari, si perokok tiba-tiba merasa “ah, saya tidak ingin merokok lagi”, dan sejak itu mereka berhenti merokok.
    * Seseorang yang memulai kebiasaan jogging pagi dan setelah sekian lama ia baru menyadari bahwa sudah lama sekali ia tidak merokok sebatang pun.

    Setelah saya renungi dan amati lebih lanjut, ternyata ada sebuah jalan lain yang sebenarnya mampu membebaskan kita dari rokok. Namun, karena tidak pernah kita soroti dengan jeli, mereka yang berhasil melalui jalan itu kita anggap sebagai sebuah kebetulan belaka, atau kita anggap berhasil karena tekadnya kuat.

    Jalan itu bernama “Tanpa sengaja, tiba-tiba terbebas dari rokok”.
    Mengapa ini bisa terjadi?
    Pengamatan dari Mereka yang Berlatih Self Healing

    Pada awal mulai berlatih keselarasan lahir batin, segala pemicu yang membuat ingin merokok ternetralisir oleh latihan mereka sendiri seperti:

    * Rasa tegang yang tadinya hanya bisa dicairkan dengan merokok mulai berkurang karena sering berlatih relaksasi dan pernapasan.
    * Stres dan masalah yang biasanya membuat ingin merokok mulai bisa dilepaskan secara alami tanpa bantuan rokok.
    * Trauma/luka batin yang menjadi bagian dari adiksi dan biasanya harus dilarikan dengan merokok mulai bisa disembuhkan sendiri, sehingga tidak lagi ada alasan untuk pelarian dan lebih bisa menghadapi hidup dengan jernih.

    Setelah sekian lama berlatih, mereka juga mulai mengalami detoksifikasi alami tubuh/ pikiran, sehingga segala sisa zat yang bersifat adiktif maupun berbagai memori dan kebiasaan seputar merokok mulai melemah dengan sendirinya. Tanpa berusaha berhenti.

    Akhirnya, ketika sudah semakin terampil Self Healing, kita semakin peka akan kebutuhan tubuh dan mulai lebih bisa merasakan respon tubuh terhadap berbagai kegiatan serta zat yang kita masukkan ke dalamnya. Suatu saat, tanpa disengaja, secara naluriah kita mulai ingin makanan yang lebih sehat dan lidah mulai kehilangan selera terhadap zat yang kurang membahagiakan tubuh kita. Pada saat itulah si perokok seringkali tiba-tiba tidak bisa meneruskan kenikmatan merokok dan akhirnya terbebas sendiri, sekali lagi, tanpa sengaja. Tanpa usaha.
    Latihan Memperkuat Perhatian Merokok

    Seperti disebutkan sebelumnya, obat terampuh dari berbagai memori dan kebiasaan yang menjerat adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih. Jadi, setelah melepaskan berbagai upaya dan ambisi untuk berhenti merokok, Anda bisa mencoba latihan-latihan berikut ini.

    Catatan: latihan ini tidak dirancang untuk berhenti merokok, melainkan untuk memperkuat perhatian yang sadar dan jernih tentang kegiatan merokok. Jika dilakukan tanpa niat untuk berhenti merokok, latihan-latihan seputar merokok ini bisa bermanfaat untuk membantu kita mengenal diri, mengasah kesadaran dan perhatian tentang merokok, serta membantu kita lebih sehat lahir batin—tanpa harus berhenti merokok.

    Latihan #1 - Menunda:
    Latihan ini saya sajikan setelah terinspirasi Pak Purnawan EA, seorang hipnoterapis yang sangat arif. Beliau mengatakan, kalau kita sudah telanjur merekam nikmatnya merokok maka berusaha berhenti permanen dari merokok sangatlah sulit. Adakah cara yang lebih mudah ketimbang berusaha berhenti? Cobalah MENUNDA DENGAN SADAR DAN SENGAJA. Selama ini para perokok sudah berhasil melakukan latihan menunda, meskipun tidak secara sadar dan sengaja. Para perokok mampu menunda merokok ketika sedang sibuk, atau berada di zona non-merokok, saat tidur malam hari, saat berpuasa, dll.

    Ketika dorongan ingin merokok muncul, Anda bisa memutuskan untuk menunda merokok selama 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 10 tahun, bahkan seumur hidup. Ini akan lebih mudah dijalani karena menunda bukanlah suatu kemustahilan. Sementara berhenti permanen, yang mewakili hilang totalnya sumber kenikmatan yang telanjur terekam kuat, membuat kita semakin stres dan malah ingin merokok kalau sudah tidak tahan.

    Ingat, tidak ada yang permanen dalam hidup ini. Latihan menunda membuka peluang bagi kita untuk memilih antara kapan mau merokok dan kapan tidak merokok. Setelah masa tunda berakhir, silakan pilih: apakah mau menunda lebih jauh, atau menikmati rokok seperti biasa? Latihan menunda juga tidak membuat kita terjebak dalam kerangka pikir “Berhasil/Gagal Berhenti Permanen”, kan?

    Latihan #2 - Bernapas Tanpa Rokok:
    Mungkin analogi berikut akan membantu: seandainya kita sedang gatal dan kemudian kita menggaruk gatal tersebut dengan satu tangan sementara satu tangan lagi sedang merokok, bisa saja kita menarik kesimpulan yang tidak tepat, yakni: merokok bermanfaat menghilangkan gatal. Tentu kesimpulan itu tidak benar. Namun, mereka yang perhatiannya tidak jernih belum tentu bisa membedakan apa yang sebenarnya menghilangkan gatal tersebut.

    Dari contoh tersebut, cobalah tengok lagi semua kesimpulan kita bahwa merokok itu melegakan, nikmat, meringankan stres dan beban pikiran. Mungkinkah bahwa sebenarnya manfaat tersebut bukanlah bersumber dari produk rokok itu sendiri, melainkan dari kegiatan kita yang berhenti sejenak untuk rileks, dan menikmati keluar masuknya napas?

    Cobalah sendiri: hentikan sejenak kegiatan Anda, sekadar berniat untuk rileks dari ketergesaan dan kesibukan, lalu mulai bernapas dengan sadar dan sengaja. Hirup napas dengan sangat lembut, rasakan ke dalam diri, lalu embuskan dengan perlahan dan lega. Setelah melakukan ini beberapa menit, tidakkah Anda merasa lebih nyaman? Inilah rahasia mengapa rokok itu bisa kita nikmati. Bukan karena rokoknya, melainkan karena kita bernapas secara sadar dan sengaja.

    Ketika kita rutin melatih napas yang dilakukan secara sadar dan sengaja, pada saat itulah kita mulai membentuk pengalaman langsung bahwa napas merupakan kunci kenikmatan dan kelegaan. Pengalaman baru itu akan membentuk memori baru yang otomatis akan melonggarkan memori lama yang menganggap bahwa kenikmatan yang kita dapatkan berasal dari produk rokok.

    Latihan #3 - Merokok dengan Perhatian 100%:
    Latihan ini terinspirasi dari renungan Osho. Prinsipnya sederhana, gunakan kegiatan merokok sebagai latihan meditasi. Tahu bagaimana orang Jepang melakukan upacara minum teh? Mereka menghayati proses minum teh, seolah-olah terdiri dari 1000 tahap, dan benar-benar melakukan tahap demi tahapnya dengan perhatian 100%.

    Anda juga bisa melakukan ‘upacara merokok’ dengan perhatian 100%. Mulai dari merasakan dorongan ingin merokok, sadari bahwa Anda pindah ke ruangan di mana Anda seolah akan ‘menyembah Dewa Rokok’, mengambil sebatang rokok, menyalakannya, mendekatkannya ke mulut Anda, menghirupnya dengan nikmat, merasakan asapnya di dalam tubuh Anda, lalu mengembuskannya dengan lega. Setiap bagian kecil dari kegiatan merokok perlu dihayati dan dirasakan dengan perhatian 100%. Artinya tidak boleh sambil ngobrol, melamun, kerja, nonton, atau melakukan kegiatan lain secara berbarengan. Hayati dengan perhatian penuh tanpa sebersit pun niat untuk berhenti merokok. Nikmati sepenuh hati.

    Apakah Anda harus melakukan upacara itu di setiap batang rokok? Tidak. Cukup TIGA batang dari berapa pun batang rokok yang Anda konsumsi tiap hari. Nikmatilah tiga batang itu dengan perhatian dan penghayatan total. Selebihnya, silakan merokok seperti biasa.
    Resep Bebas dari Rokok Tanpa Berusaha Berhenti

    Dari semua perenungan di atas, berikut adalah resep intinya:

    * Jangan berusaha untuk berhenti, dan lepaskan keinginan untuk berhenti permanen.

    * Mulailah meningkatkan kualitas kesehatan fisik: asupan nutrisi yang baik, mulai berolahraga, dan memberikan kesempatan beristirahat yang cukup.

    * Melatih seni rileks, lega, dan selaras, melalui belajar keterampilan Self Healing. (silakan baca informasi lengkapnya disini)

    * Melatih 3 Latihan Memperkuat Perhatian Merokok yang telah dijelaskan di atas.

    Lebih penting lagi, saya juga menganjurkan kita untuk tidak mendesak, mendorong, apalagi memaksa orang lain untuk berhenti merokok, karena anjuran tersebut bisa menyebabkan orang tersebut semakin merasa tidak diterima atau dicintai dan akhirnya menimbulkan stres yang menyebabkan dia semakin ingin merokok.

    Kalau Anda tidak ingin menghirup udara yang bercampur asap rokok, menyingkirlah, atau buat kesepakatan dengan para perokok untuk sama-sama menjaga kebersihan udara yang ingin dinikmati para non-perokok. Itu lebih baik, bijak, dan adil, daripada menuntut orang lain untuk berhenti dari sebuah kebiasaan yang jeratnya kadang begitu erat.

    Selamat menghirup udara segar!

    www.rezagunawan.com

    Penyembuhan Trauma & Rasa Takut Paska Bencana Dengan TAT

    Disclaimer:
    Prosedur penyembuhan diri sendiri yang dijelaskan dalam tulisan ini adalah untuk mengurangi rasa stres, takut dan masalah mental emosional lainnya. Ini tidak ditujukan sebagai terapi penyakit tertentu, baik fisik maupun mental, atau sebagai pengganti terapi medis atau psikologis profesional.
    APA ITU TAT (TAPAS ACUPRESSURE TECHNIQUE)?

    TAT (Tapas Acupressure Technique) adalah proses yang mudah untuk mengakhiri stres, trauma, rasa takut (fobia), rasa menderita & untuk menciptakan rasa bahagia.
    TAT adalah teknik yang baru, sederhana dan efektif untuk menciptakan rasa damai, rileks, dan sehat dalam waktu yang singkat. TAT merupakan salah satu bentuk terapi dalam kelompok ilmu Energy Psychology yang sedang berkembang pesat.

    Teknik ini dilakukan dengan menyentuh ringan beberapa titik akupunktur di kepala(Posisi TAT), sambil mengarahkan perhatian Anda pada masalah yang ingin diatasi (7 Langkah Penyembuhan TAT). Menyentuh titik-titik ini dengan ringan akan memberikan efek pudarnya trauma, sehingga pikiran dan perasaan hati yang negatif pun berkurang, terutama setelah mengalami peristiwa yang traumatis.
    BAGAIMANA TAT BISA MEMBANTU SITUASI BENCANA?

    Ada banyak aspek tentang TAT yang menjadikannya ideal untuk membantu kondisi bencana alam. Pertama, TAT sangat mudah dipelajari, dan selalu menggunakan titik akupuntur yang sama di kepala. Dalam kondisi dimana sumber daya serta tenaga bantuan terbatas, proses penyembuhan bisa segera dimulai. Selain itu, TAT bisa digunakan untuk sekelompok orang, sehingga membantu pemulihan jauh lebih cepat dibanding proses penyembuhan yang dilakukan terhadap satu individu saja.

    Aspek penting lain juga adalah TAT tidak mengharuskan orang untuk mengalami kembali atau menjalani ulang peristiwa traumanya. Bahkan TAT tidak terlalu banyak menggunakan bahasa / percakapan dibanding dengan bentuk terapi lainnya, dan memungkinkan individu untuk memfokuskan perhatiannya pada masalah sesuai dengan persepsi mereka sendiri, tanpa harus menceritakannya atau mengungkapkannya dengan kata-kata.

    Dalam situasi seperti bencana, dimana seringkali kita merasa kehilangan kendali atas aspek hidup kita, TAT dapat sangat bermanfaat. Dengan TAT, seseorang bisa melakukan proses penyembuhannya sendiri, dan sekarang memiliki “perangkat” yang dapat digunakan kapan saja. Ini sangat membantu orang untuk menyadari bahwa mereka adalah pihak yang “selamat” dan bukan “korban”.

    TAT juga melepaskan dan menyembuhkan trauma masa lalu yang tersimpan di bawah sadar dan berkaitan dengan situasi krisis saat kini. Memori trauma punya kecenderungan untuk berkumpul dan terakumulasi, sehingga mempengaruhi individu maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. TAT juga efektif untuk mencegah terjadinya trauma sekunder pada para relawan/tenaga lapangan yang berinteraksi dengan para korban.

    Yang lebih penting lagi, TAT tidak hanya berguna bagi korban langsung bencana saja, namun juga bisa digunakan bagi mereka yang bukan korban langsung, namun terpengaruh secara negatif akibat bencana itu. Para relawan yang turun ke lapangan, maupun masyarakat yang menyaksikan berbagai pemberitaan bencana, seringkali mengalami dampak negatif yang tidak diinginkan juga dari bencana tersebut. Berbagai ketakutan, kegelisahan, dan segala stres lainnya bisa sangat terbantu oleh TAT.

    Kami menyarankan agar setiap orang mempelajari teknik TAT sebelum mengalami bencana secara langsung. Meski kita tidak mengharapkan adanya bencana lebih lanjut, namun sangat baik bilamana kita sudah menguasai proses pemulihan psikologis jauh sebelumnya, sehingga tahu apa yang perlu dilakukan bila kebutuhan tersebut muncul.
    SIAPA YANG BISA DITOLONG DENGAN PROSES TAT?

    TAT dapat digunakan sebagai proses untuk (1) menolong diri sendiri , (2) menolong orang lain secara individu, dan (3) menolong orang lain secara berkelompok dengan seorang fasilitator TAT. Ketika individu tidak dapat menyentuh titik TATnya, mungkin karena cedera atau alasan lain, maka orang lain dapat menyentuh titik TAT untuk individu tersebut, dan hasilnya pun tetap bisa efektif.
    APAKAH TAT SUDAH BERMANFAAT UNTUK BENCANA DI NEGARA LAIN?

    Ya. Ignacio Jarero, pendiri dan presiden dari Asosiasi Terapi Krisis di Meksiko dan Amerika Latin, mengatakan bahwa begitu banyak anak kecil maupun orang dewasa yang mengalami pengurangan signifikan atas gejala stres paska trauma, di akhir proses TAT.

    TAT juga merupakan teknik favorit tim terapi lapangan untuk mengurangi stres karena sangat mudah untuk dilakukan dan diajarkan ke orang lain. TAT juga bahkan digunakan oleh anggota tim krisis untuk mengatasi stres dan ketegangan yang mereka alami akibat interaksi langsung dengan para korban.

    Asosiasi Terapi Krisis Meksiko juga telah memakai TAT untuk sekitar 1,652 anak-anak setelah bencana banjir di Meksiko, banjir dan longsor di Nikaragua, bencana gempa di Kolombia, dan banjir longsor di Venezuela. TAT juga digunakan waktu bencana Tsunami di Aceh maupun Sri Lanka.

    Green Cross, organisasi kemanusiaan yang bersifat serupa dengan Red Cross (Palang Merah), namun lebih fokus pada penyembuhan psikologis akibat trauma, telah berupaya untuk meningkatkan jumlah tenaga ahlinya yang terlatih dengan metode Energy Psychology. Energy Psychology juga semakin banyak digunakan oleh ahli konseling yang dikirim oleh Green Cross ke daerah-daerah bencana.

    Psikolog Charles Figley, Ph.D., pendiri Green Cross pada tahun 1995 dan juga tokoh ternama dalam bidang terapi trauma, mengatakan “Energy Psychology semakin terbukti sebagai salah satu intervensi psikologis yang terampuh bagi para tenaga ahli yang membantu korban bencana, maupun bagi tenaga ahli itu sendiri.”

    Di Indonesia sendiri, TAT digunakan secara intensif pertama kali saat bencana gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006. Selanjutnya TAT terus berkembang dan dipakai juga saat bencana Situ Gintung, serta pemulihan psikologis saat bom Marriott kedua.
    TAT UNTUK STRES DAN MASALAH UMUM

    Bentuk penggunaan TAT yang paling mendasar dan sederhana, adalah cukup lakukan Posisi TAT dan amati masalah Anda. Sadari segala pikiran, perasaan, dan sensasi fisik yang datang dan pergi, dan izinkan diri Anda untuk mengamatinya dengan damai. Ketika Anda sudah selesai atau merasakan suatu perubahan, lepaskan tangan Anda dan sadari apa yang Anda rasakan setelah proses tersebut.
    Ulangi seperlunya hingga masalahnya tidak lagi mengganggu Anda, atau hingga Anda bisa rileks meskipun mengingat masalah tersebut.
    BAGAIMANA MELAKUKAN POSISI TAT

    Dengan salah satu tangan, sentuhkan dengan ringan ujung ibu jari Anda pada sudut dalam salah satu mata Anda. Dengan ujung jari manis dari tangan yang sama, sentuhkan dengan ringan pada sudut dalam mata yang lain. Titik tersebut ada di ujung dalam mata dan naik ke atas sekitar 3 mm dari ujung mata dalam tersebut.

    Sentuhkan dengan ringan dengan tangan yang sama, ujung jari tengah Anda di titik yang berada di antara kedua alis dan naik ke atas kurang lebih 1 cm. Sekarang letakkan tangan yang masih bebas di belakang kepala Anda, dengan telapak tangan menyentuh belakang kepala hingga ibu jari Anda di batas rambut belakang Anda. Telapak tangan ini menopang dasar tengkorak kepala Anda. Bila Anda menyentuh titik TAT untuk orang lain, lokasi tangan masih sama, namun jari kelingking Anda yang menyentuh batas rambut belakang. Kedua tangan disentuhkan dengan ringan, tidak ada tekanan sama sekali.

    Untuk anak dibawah usia 11 tahun, tangan yang di depan kepala diubah menjadi seluruh telapak diletakkan di kening depan dan menutup setengah mata bagian atas. Bagi bayi, orang yang parah kondisi penyakitnya, atau tidak nyaman disentuh, posisi TATnya sama hanya tangan dijarakkan sekitar 3 - 5 cm dari kepala pasien.

    Setiap Langkah TAT biasanya sekitar 1 menit atau hingga Anda merasa sudah selesai. Rasa sudah selesai bisa berupa (1) menghela nafas lega secara spontan, (2) rasa tidak lagi tercengkeram oleh masalah yang diatasi, (3) perhatian yang beralih ke hal lain, (4) sensasi energi yang lepas/bebas, atau (5) sekedar suatu rasa bahwa proses Anda selesai. Bagi anak-anak, ini bisa selesai dalam beberapa detik saja.

    Jarang sekali, perasaan hati Anda yang negatif menjadi lebih kuat ketika Anda melakukan TAT. Jika ini terjadi, tetaplah lakukan Posisi TAT dan bimbing perhatian Anda ke Langkah TAT terakhir yang baru saja Anda lakukan sebelumnya. Dengan mengikuti instruksi ini, perasaan hati tersebut biasanya berubah menjadi rasa damai dalam waktu kurang lebih 1 menit. Jika Anda tidak juga tentram setelah 1 menit, mintalah bantuan terapis kesehatan mental yang profesional.

    Anda boleh lepaskan & istirahatkan kedua lengan Anda kapan saja - baik di dalam Langkah TAT tertentu maupun diantara Langkah TAT. Mata boleh dipejamkan atau terbuka. Anda boleh menggunakan tangan yang manapun di depan kepala, atau bergantian antar Langkah TAT. Lakukan TAT dengan maksimal 45 menit setiap hari. 45 menit tersebut dihitung berdasarkan waktu dimana Anda berada dalam posisi TAT. Minumlah 6-8 gelas air putih dalam hari ketika Anda melakukan TAT.
    7 LANGKAH TAT UNTUK PENYEMBUHAN DAMPAK BENCANA

    Gunakan 7 Langkah TAT berikut ini yang dirancang untuk penyembuhan dampak bencana. Jika ada Langkah yang tidak sesuai dengan apa yang Anda butuhkan, kami sarankan untuk tetap lakukan Posisi TAT sambil berdoa bagi mereka yang mungkin membutuhkan Langkah tersebut, agar mencapai hasil yang paling baik.

    LANGKAH 1: Berdoa / Berniat bahwa semua orang yang terkait dengan masalah ini dapat mencapai penyembuhan yang terbaik.

    * Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda berdoalah / berniatlah bagi semua orang yang membutuhkan penyembuhan dari situasi saat ini. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1 menit.

    LANGKAH 2: Dalam hati Anda, berbicaralah dengan mereka yang telah meninggal dunia akibat bencana ini, seolah-olah seandainya Anda dapat melakukan percakapan dengan mereka pada saat ini.

    * Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda bayangkan Anda melakukan percakapan dengan orang yang Anda kenal yang telah meninggal dunia akibat bencana ini. Sampaikan apapun yang perlu Anda sampaikan ke mereka, dan dengarkan apapun yang mereka sampaikan kepada Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit

    LANGKAH 3: Dalam hati Anda, berbicaralah dengan Tuhan, seolah-olah Anda dapat bercakap-cakap dengan Tuhan pada saat ini

    * Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda lakukan percakapan dengan Tuhan saat ini. Sampaikan apapun yang perlu Anda sampaikan kepada Tuhan, dan dengarkan apapun yang Tuhan sampaikan kepada Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

    LANGKAH 4: Ini sudah Terjadi, sudah Berlalu, saya Selamat, dan sekarang saya boleh Rileks

    * Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah 1-2 menit.

    LANGKAH 5: Semua Tempat dalam Hidup saya, Pikiran saya, Hati Saya dan Tubuh Saya, yang terkait dengan masalah ini sekarang disembuhkan

    * Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit. Anda tidak harus tahu persis dimana saja tempat yang perlu penyembuhan, cukup dengan niat saja sudah cukup untuk penyembuhan ini.

    LANGKAH 6: Saya maafkan semua yang saya salahkan atas peristiwa ini, termasuk diri sendiri maupun Tuhan

    * Terkadang kita tidak menyadari mungkin kita telah menyalahkan orang lain, diri sendiri dan bahkan terkadang Tuhan atas peristiwa yang terjadi. Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

    LANGKAH 7: Visualisasikan diri Anda bersama-sama mereka yang masih hidup bersama Anda, menyatukan rasa & hati, bersyukur atas kehidupan.

    * Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Betapapun sulitnya situasi saat ini, sadari diri Anda dalam kebersamaan dengan orang-orang yang dekat dan masih bersama di hidup Anda. Luangkan sejenak untuk berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas penyembuhan yang telah Anda alami. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

    Jika Anda merasa kurang nyaman, baik diantara Langkah TAT atau setelah seluruh Langkah dilakukan, maka lakukan Posisi TAT sambil memperhatikan pikiran, perasaan atau sensasi fisik apapun yang kurang nyaman bagi Anda, hingga Anda merasa lebih nyaman dan lega, lalu lanjutkan Langkah TAT bila belum selesai.

    Langkah TAT tambahan yang juga bisa dilakukan bila perlu:
    Langkah 1: “Ini adalah kesalahan saya”
    Langkah 2: “Ini bukan kesalahan saya”
    Langkah 1: “Saya sebenarnya bisa melakukan sesuatu untuk mencegah hal ini”
    Langkah 2: “Tidak benar bahwa saya bisa mencegah hal ini”

    Setelah seluruh proses selesai, mohon berbagilah apa yang Anda alami dalam proses ini kepada orang lain.

    TAT adalah pengalaman yang lembut penuh kasih sayang, yang membawa hasil yang dalam, bermakna dan permanen. TAT adalah salah satu alat ideal yang dapat dimanfaatkan pada situasi saat ini karena cepat, praktis, efektif dan sederhana.

    Website : www.rezagunawan.com

    Saturday, July 25, 2009

    Berfikir bahwa Pekerjaan anda penting

    Ada salah satu cerita yang saya sukai tentang tiga orang pekerja bangunan dan sikap terhadap pekerjaan mereka. Seseorang bertanya kepada ketiga pekerja tersebut, "Apa yang sedang anda kerjakan?" Pekerja bangunan pertama menjawab, "Menyusun batu bata." Pekerja kedua menjawab, "menghasilkan $10 sehari." Tetapi pekerja ketiga berkata, "Saya sedang membangun katedral terbesar di dunia."
    Saya menyukai sikap pekerja yang ketiga. Ia mengetahui bahwa pekerjaannya penting, meski mungkin orang lain menganggap pekerjaan semacam itu "rendah".
    Bidang apapun yang telah anda pilih, pekerjaan anda adalah penting. Ulangi perkataan ini dalam pikiran anda setiap hari. "Saya adalah penting. Saya melakukan pekerjaan papan atas. Saya melakukan pekerjaan saya dengan bangga."
    jangan pernah jatuh ke dalam perangkap dengan berkata, "Saya hanyalah seorang ibu rumah tangga" atau "saya hanya pegawai rendahan". Anda bukan "hanya". Lupakan anggapan apapun yang mungkin orang fikirkan tentang anda atau pekerjaan anda. Ketika anda yakin pada diri anda, tindakan anda menjadi lebih pasti. Orang memperhatikan tindakan anda, dan mereka melihat bahwa anda menganggap diri anda dan pekerjaan anda dengan sangat bersungguh-sungguh.
    Apapun tingkat karier anda perlakukan pekerjaan anda dengan rasa bangga. Bahkan pekerja bangunan pun dapat melihat kebesaran pekerjaannya. Berikan diri anda dorongan mental dan pandang diri anda sebagai seorang pemimpin yang dicari orang untuk memperoleh tuntunan.

    -Steve Cohen-


    Design by Dika Gusti Nugraha . Facebook . Follow dikakid