Sunday, October 18, 2009

Escape


Tidak tahu kenapa, foto ini begitu menarik untuk dilihat.

Escape by Zach Blume.

Sunday, October 11, 2009

Mau Bebas dari Rokok? Jangan Berusaha Berhenti!

Merokok adalah suatu kegiatan yang begitu susah dilepaskan oleh para perokok, meskipun kita semua sudah kenyang mendengar propaganda bahaya merokok bagi kesehatan. Saya pribadi tidak berpendapat bahwa merokok itu baik bagi kesehatan. Hanya saja, dalam pengamatan saya dari pengalaman terapi, berbagai upaya yang umum dilakukan untuk berhenti dari kebiasaan merokok seringkali kurang efektif. Dan lebih aneh lagi, berbagai upaya berhenti merokok justru seringkali membuahkan hasil yang sebaliknya, yakni malah memperkuat kebiasaan merokok tersebut.

Kali ini, saya mengundang Anda untuk memahami kembali psikologi dan mekanisme kebiasaan merokok dan sekaligus menawarkan sudut pandang berbeda. Kalau boleh memberikan kesimpulan akhir di awal perenungan kita, kira-kira bunyinya begini:

“Jika Anda ingin bebas dari kebiasaan merokok, lepaskanlah semua keinginan, upaya, dan fokus untuk berhenti secara permanen dari merokok.”
Pendekatan Umum untuk Berhenti Merokok

* Niat dan tekad yang kuat Secara statistik, hanya 2% perokok yang berhasil menggunakan metode ini. Saya tertarik untuk mencari metode yang bisa menolong 98% perokok yang tidak berhasil berhenti karena tidak cocok dengan metode niat/tekad ini.

* Terapi Pengganti Nikotin Meskipun ada sebagian orang yang berhasil lepas dari kegiatan merokok akibat stiker maupun jenis nikotin pengganti lainnya, saya tidak pernah habis pikir: apabila kita sudah bebas dari adiksi terhadap nikotin berbentuk rokok, apakah kita layak menganggap diri bebas dari adiksi nikotin, kalau masih menggunakan bentuk nikotin yang lain?

* Hipnoterapi Sebagai seorang hipnoterapis, saya tidak berhasil menemukan kesesuaian maupun tingkat keberhasilan yang baik dari metode ini. Saya menemukan bahwa selama klien masih punya KEINGINAN KUAT untuk BERHENTI merokok, sugesti hipnotis yang diberikan biasanya hanya bisa membantu untuk jangka pendek dan tidak mampu memberikan support dan manfaat jangka panjang. Lebih lagi, mengingat batin bawah sadar adalah aspek dalam diri yang sangat kuat, sebenarnya tidaklah aman ketika sebagian teknik hipnoterapi melakukan penggunaan sugesti negatif. Penggunaan kalimat sugesti hipnotis, baik yang diberikan saat trance maupun dalam percakapan biasa, yang berkonotasi “takutlah dengan akibat dari kebiasaan merokok” justru mengandung risiko bahwa tubuh akan memproduksi apa pun yang kita takutkan tersebut menjadi kenyataan. Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, saya ingin menyampaikan pengamatan bahwa terkadang para praktisi hipnoterapi pun bisa lupa bahwa perumusan sugesti hipnotis bisa dibuat sedemikian kuat hingga justru membahayakan klien.

* Akupunktur Sebagai seorang akupunkturis, saya tidak menemukan juga efektivitas yang tinggi melalui metode ini. Barangkali karena banyak akupunkturis yang terlalu fokus pada aspek detoksifikasi tubuh atas nikotin, tetapi kurang mengarahkan terapi pada aspek psikologis pasien yang sebenarnya merupakan gudang pemicu perilaku merokok.

* Makan Melarikan dari kebiasaan merokok ke kebiasaan konsumsi baru (seperti makan atau mengunyah permen karet) kurang tepat jika disebut sebagai penyembuhan karena lebih bersifat pelarian. Tidak jarang pula pelarian ini merupakan objek adiksi baru yang belum tentu juga sehat.

Mungkinkah ada pendekatan yang lebih natural dan lebih mudah? Ada yang bilang, bahwa upaya untuk berhenti merokok biasanya harus dilakukan antara 3-6 kali hingga mencapai keberhasilan. Benarkah?
Mengapa Jangan Berusaha Berhenti Merokok?

Dari sudut pandang medis, Dr. Joseph Mercola, seorang dokter yang sangat mempopulerkan merawat kesehatan secara alami, justru menganjurkan agar seorang perokok jangan LANGSUNG BERHENTI merokok. Alasannya? Dalam rokok tersimpan berbagai zat yang bersifat obat, yang bilamana sudah dikonsumsi sekian lama maka tingkat metabolisme tubuh juga bergantung pada pasokan obat tersebut. Bila rokok tiba-tiba dihentikan tanpa merawat kebutuhan nutrisi yang cukup dan gaya hidup yang sehat, maka bisa terjadi perubahan drastis metabolisme tubuh yang bisa saja mengakibatkan efek buruk yang tidak diinginkan (salah satunya peningkatan berat badan).

Sementara menurut sudut pandang saya sendiri, begitu seseorang berkeinginan untuk berhenti merokok secara PERMANEN, dia otomatis masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”: apakah saya bisa berhenti merokok selama-lamanya, ataukah saya akan gagal dan kembali merokok seperti yang sudah terjadi sebelumnya?

Masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal” ini justru akan membuat kita memaksakan diri untuk berhasil. Setiap pemaksaan diri, meskipun untuk tujuan yang baik, akan menyebabkan STRES TAMBAHAN di bawah sadar. Mengingat sebagian perokok menggunakan kebiasaan merokok untuk melegakan diri, menciptakan rasa nyaman, atau melepaskan stres, maka STRES TAMBAHAN ini justru meningkatkan peluang perilaku merokok untuk terulang kembali.
Siklus “Merokok Yo-Yo”

Pada fenomena diet berambisi langsing, fenomena menarik ini juga terjadi. Dalam jangka pendek, bisa saja tekad dan fokus kita untuk berbadan ideal terlaksana. Namun, begitu target tercapai, ada energi kompensasi yang mendorong kita untuk makan dan mengumpulkan kembali berat badan yang hilang. Ini yang disebut “diet yo-yo”. Dan kita bisa menggunakan metafora yang sama dengan “merokok yo-yo”.

Siklusnya seperti ini:
Takut risiko merokok → Ingin berhasil berhenti merokok → Mengumpulkan tekad sekuatnya untuk memaksakan diri berhenti secara permanen → Berhasil mengurangi/berhenti merokok dalam jangka pendek → Muncul pemicu perilaku merokok (mis. stres) → Timbul keinginan merokok lagi, tapi sudah bertekad berhenti → Terjadi konflik batin antara ingin merokok supaya lega dan ingin berhenti merokok secara permanen → Konflik batin semakin kuat, stres semakin tinggi → Ketika stres sudah melalui ambang toleransi, kemampuan berpikir jernih hilang dan akhirnya kita kembali ke pola/kebiasaan lama dalam mengatasi stres → Mulai merokok lagi → Menguatnya memori bahwa merokok itu melepaskan stres → Kecewa dan MERASA GAGAL karena tidak berhasil berhenti secara permanen → Semakin takut tidak bisa lepas dari rokok → Siklus ini berulang lagi, dst.

Siklus tersebut begitu kuat dan mengikat sehingga kita perlu memahami bahwa untuk bebas dari rokok, kita tidak boleh masuk ke dalam kerangka berpikir “Berhasil/Gagal”. Bagaimana caranya? JANGANLAH BERUSAHA BERHENTI MEROKOK.

Ya betul, saya tidak bergurau. Semakin Anda berusaha berhenti, justru seringkali hasil sebaliknya yang Anda peroleh. Bahkan sebenarnya berhenti merokok itu begitu mudah dan bisa dicapai tanpa berupaya berhenti, kalau Anda sudah melepaskan keinginan untuk berhenti.

Berhenti merokok akan sangatlah sulit bagi para perokok yang sangat ingin berhenti.
Memahami Jerat Rokok Dengan Jeli

Untuk bisa bersahabat dan terbebas dari adiksi, kita perlu memahaminya dengan lebih dekat dan jernih. Banyak orang berkonsep bahwa melepaskan benda kecil sekian sentimeter itu sebenarnya perkara mudah. Saya bukannya tidak setuju, tapi kita perlu juga membarengi dengan pengetahuan bahwa sebenarnya jerat kebiasaan merokok itu terdiri dari ribuan simpul rumit yang mengikat sistem tubuh dan batin kita.

Kalau seluruh simpul ini, baik simpul ketergantungan secara fisik maupun ketergantungan secara psikologis, sudah menjadi jerat kompleks dalam tubuh maupun batin kita, tidaklah sulit memahami mengapa segala upaya untuk terbebas dari rokok bisa menjadi perjuangan yang diwarnai jatuh bangun bagi banyak orang.

Di satu sisi, secara fisik memang sebatang rokok mengandung zat-zat yang menyebabkan keterikatan (adiksi) secara fisik. Artinya, bilamana dihentikan, maka tubuh akan merasakan kehilangan dan menuntut untuk diberikan kembali jatahnya. Memang tuntutan tubuh untuk kembali diisi nikotin tidak terasa seekstrem fenomena “sakaw” pada pengguna obat-obatan terlarang, tapi justru karena permintaan tersebut tidak terlalu ekstrem, para perokok cenderung merasa “tidak terpenjara” oleh nikotin dan menganggap bahwa dirinya tidak kecanduan. Dari sudut pandang tersebut, rokok sebenarnya menjerat lebih kuat daripada narkoba, karena zat dalam rokok mengikat tanpa membuat kita sadar bahwa diri kita terikat.

Di lain sisi, bisa ada puluhan bahkan ribuan jerat rokok yang tidak bersifat ketergantungan fisik melainkan lebih bersifat jerat psikologis yang mengikat kita terhadap “kegiatan” merokok, bukan melulu pada rokoknya. Jerat psikologis tersebut bisa berupa memori serta kebiasaan, misalnya:

* Berbagai memori tentang rasa lega dan nyaman ketika merokok.
* Ingatan tentang bagaimana merokok melepaskan stres.
* Ingatan tentang bagaimana rokok adalah sahabat terbaik dalam kesendirian.
* Ingatan menyenangkan berkumpul dengan teman-teman sambil merokok.
* Keyakinan bahwa merokok membuat seseorang lebih kreatif.
* Keyakinan bahwa merokok membuat proses berpikir dan produktivitas lebih lancar.
* Kebiasaan nikmatnya merokok setelah makan, atau setelah bercinta.

Dari berbagai pengalaman dan pengamatan saya, tidak hanya pada kasus merokok, obat terkuat yang paling ampuh untuk menyembuhkan jerat memori dan kebiasaan hanyalah satu. Dan itu bukanlah membentuk memori atau kebiasaan baru yang lebih positif. Tahukan Anda apa kuncinya?

Obatnya adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih.
Jerat Yang Lepas Sendiri Tanpa Usaha Sengaja

Setelah sempat mengeksplorasi berbagai cara untuk berhenti merokok yang sudah saya sebutkan sebelumnya, dan pada saat yang sama mengajarkan keterampilan Self Healing di berbagai pelatihan, saya menemukan fenomena yang aneh.

Saya menemukan beberapa peserta Self Healing yang, setelah mulai berlatih keterampilannya secara mandiri dan hidup lebih sehat, tiba-tiba berhenti sendiri merokok. Anehnya, mereka tidak pernah melakukan upaya yang terfokus khusus untuk bebas dari merokok.

Sebenarnya, fenomena ini juga bisa terjadi pada mereka yang belum belajar keterampilan Self Healing. Pernahkah Anda mendengar cerita-cerita bebas dari rokok seperti:

* Suatu hari, si perokok tiba-tiba merasa “ah, saya tidak ingin merokok lagi”, dan sejak itu mereka berhenti merokok.
* Seseorang yang memulai kebiasaan jogging pagi dan setelah sekian lama ia baru menyadari bahwa sudah lama sekali ia tidak merokok sebatang pun.

Setelah saya renungi dan amati lebih lanjut, ternyata ada sebuah jalan lain yang sebenarnya mampu membebaskan kita dari rokok. Namun, karena tidak pernah kita soroti dengan jeli, mereka yang berhasil melalui jalan itu kita anggap sebagai sebuah kebetulan belaka, atau kita anggap berhasil karena tekadnya kuat.

Jalan itu bernama “Tanpa sengaja, tiba-tiba terbebas dari rokok”.
Mengapa ini bisa terjadi?
Pengamatan dari Mereka yang Berlatih Self Healing

Pada awal mulai berlatih keselarasan lahir batin, segala pemicu yang membuat ingin merokok ternetralisir oleh latihan mereka sendiri seperti:

* Rasa tegang yang tadinya hanya bisa dicairkan dengan merokok mulai berkurang karena sering berlatih relaksasi dan pernapasan.
* Stres dan masalah yang biasanya membuat ingin merokok mulai bisa dilepaskan secara alami tanpa bantuan rokok.
* Trauma/luka batin yang menjadi bagian dari adiksi dan biasanya harus dilarikan dengan merokok mulai bisa disembuhkan sendiri, sehingga tidak lagi ada alasan untuk pelarian dan lebih bisa menghadapi hidup dengan jernih.

Setelah sekian lama berlatih, mereka juga mulai mengalami detoksifikasi alami tubuh/ pikiran, sehingga segala sisa zat yang bersifat adiktif maupun berbagai memori dan kebiasaan seputar merokok mulai melemah dengan sendirinya. Tanpa berusaha berhenti.

Akhirnya, ketika sudah semakin terampil Self Healing, kita semakin peka akan kebutuhan tubuh dan mulai lebih bisa merasakan respon tubuh terhadap berbagai kegiatan serta zat yang kita masukkan ke dalamnya. Suatu saat, tanpa disengaja, secara naluriah kita mulai ingin makanan yang lebih sehat dan lidah mulai kehilangan selera terhadap zat yang kurang membahagiakan tubuh kita. Pada saat itulah si perokok seringkali tiba-tiba tidak bisa meneruskan kenikmatan merokok dan akhirnya terbebas sendiri, sekali lagi, tanpa sengaja. Tanpa usaha.
Latihan Memperkuat Perhatian Merokok

Seperti disebutkan sebelumnya, obat terampuh dari berbagai memori dan kebiasaan yang menjerat adalah PERHATIAN yang sadar dan jernih. Jadi, setelah melepaskan berbagai upaya dan ambisi untuk berhenti merokok, Anda bisa mencoba latihan-latihan berikut ini.

Catatan: latihan ini tidak dirancang untuk berhenti merokok, melainkan untuk memperkuat perhatian yang sadar dan jernih tentang kegiatan merokok. Jika dilakukan tanpa niat untuk berhenti merokok, latihan-latihan seputar merokok ini bisa bermanfaat untuk membantu kita mengenal diri, mengasah kesadaran dan perhatian tentang merokok, serta membantu kita lebih sehat lahir batin—tanpa harus berhenti merokok.

Latihan #1 - Menunda:
Latihan ini saya sajikan setelah terinspirasi Pak Purnawan EA, seorang hipnoterapis yang sangat arif. Beliau mengatakan, kalau kita sudah telanjur merekam nikmatnya merokok maka berusaha berhenti permanen dari merokok sangatlah sulit. Adakah cara yang lebih mudah ketimbang berusaha berhenti? Cobalah MENUNDA DENGAN SADAR DAN SENGAJA. Selama ini para perokok sudah berhasil melakukan latihan menunda, meskipun tidak secara sadar dan sengaja. Para perokok mampu menunda merokok ketika sedang sibuk, atau berada di zona non-merokok, saat tidur malam hari, saat berpuasa, dll.

Ketika dorongan ingin merokok muncul, Anda bisa memutuskan untuk menunda merokok selama 1 jam, 1 hari, 1 minggu, 10 tahun, bahkan seumur hidup. Ini akan lebih mudah dijalani karena menunda bukanlah suatu kemustahilan. Sementara berhenti permanen, yang mewakili hilang totalnya sumber kenikmatan yang telanjur terekam kuat, membuat kita semakin stres dan malah ingin merokok kalau sudah tidak tahan.

Ingat, tidak ada yang permanen dalam hidup ini. Latihan menunda membuka peluang bagi kita untuk memilih antara kapan mau merokok dan kapan tidak merokok. Setelah masa tunda berakhir, silakan pilih: apakah mau menunda lebih jauh, atau menikmati rokok seperti biasa? Latihan menunda juga tidak membuat kita terjebak dalam kerangka pikir “Berhasil/Gagal Berhenti Permanen”, kan?

Latihan #2 - Bernapas Tanpa Rokok:
Mungkin analogi berikut akan membantu: seandainya kita sedang gatal dan kemudian kita menggaruk gatal tersebut dengan satu tangan sementara satu tangan lagi sedang merokok, bisa saja kita menarik kesimpulan yang tidak tepat, yakni: merokok bermanfaat menghilangkan gatal. Tentu kesimpulan itu tidak benar. Namun, mereka yang perhatiannya tidak jernih belum tentu bisa membedakan apa yang sebenarnya menghilangkan gatal tersebut.

Dari contoh tersebut, cobalah tengok lagi semua kesimpulan kita bahwa merokok itu melegakan, nikmat, meringankan stres dan beban pikiran. Mungkinkah bahwa sebenarnya manfaat tersebut bukanlah bersumber dari produk rokok itu sendiri, melainkan dari kegiatan kita yang berhenti sejenak untuk rileks, dan menikmati keluar masuknya napas?

Cobalah sendiri: hentikan sejenak kegiatan Anda, sekadar berniat untuk rileks dari ketergesaan dan kesibukan, lalu mulai bernapas dengan sadar dan sengaja. Hirup napas dengan sangat lembut, rasakan ke dalam diri, lalu embuskan dengan perlahan dan lega. Setelah melakukan ini beberapa menit, tidakkah Anda merasa lebih nyaman? Inilah rahasia mengapa rokok itu bisa kita nikmati. Bukan karena rokoknya, melainkan karena kita bernapas secara sadar dan sengaja.

Ketika kita rutin melatih napas yang dilakukan secara sadar dan sengaja, pada saat itulah kita mulai membentuk pengalaman langsung bahwa napas merupakan kunci kenikmatan dan kelegaan. Pengalaman baru itu akan membentuk memori baru yang otomatis akan melonggarkan memori lama yang menganggap bahwa kenikmatan yang kita dapatkan berasal dari produk rokok.

Latihan #3 - Merokok dengan Perhatian 100%:
Latihan ini terinspirasi dari renungan Osho. Prinsipnya sederhana, gunakan kegiatan merokok sebagai latihan meditasi. Tahu bagaimana orang Jepang melakukan upacara minum teh? Mereka menghayati proses minum teh, seolah-olah terdiri dari 1000 tahap, dan benar-benar melakukan tahap demi tahapnya dengan perhatian 100%.

Anda juga bisa melakukan ‘upacara merokok’ dengan perhatian 100%. Mulai dari merasakan dorongan ingin merokok, sadari bahwa Anda pindah ke ruangan di mana Anda seolah akan ‘menyembah Dewa Rokok’, mengambil sebatang rokok, menyalakannya, mendekatkannya ke mulut Anda, menghirupnya dengan nikmat, merasakan asapnya di dalam tubuh Anda, lalu mengembuskannya dengan lega. Setiap bagian kecil dari kegiatan merokok perlu dihayati dan dirasakan dengan perhatian 100%. Artinya tidak boleh sambil ngobrol, melamun, kerja, nonton, atau melakukan kegiatan lain secara berbarengan. Hayati dengan perhatian penuh tanpa sebersit pun niat untuk berhenti merokok. Nikmati sepenuh hati.

Apakah Anda harus melakukan upacara itu di setiap batang rokok? Tidak. Cukup TIGA batang dari berapa pun batang rokok yang Anda konsumsi tiap hari. Nikmatilah tiga batang itu dengan perhatian dan penghayatan total. Selebihnya, silakan merokok seperti biasa.
Resep Bebas dari Rokok Tanpa Berusaha Berhenti

Dari semua perenungan di atas, berikut adalah resep intinya:

* Jangan berusaha untuk berhenti, dan lepaskan keinginan untuk berhenti permanen.

* Mulailah meningkatkan kualitas kesehatan fisik: asupan nutrisi yang baik, mulai berolahraga, dan memberikan kesempatan beristirahat yang cukup.

* Melatih seni rileks, lega, dan selaras, melalui belajar keterampilan Self Healing. (silakan baca informasi lengkapnya disini)

* Melatih 3 Latihan Memperkuat Perhatian Merokok yang telah dijelaskan di atas.

Lebih penting lagi, saya juga menganjurkan kita untuk tidak mendesak, mendorong, apalagi memaksa orang lain untuk berhenti merokok, karena anjuran tersebut bisa menyebabkan orang tersebut semakin merasa tidak diterima atau dicintai dan akhirnya menimbulkan stres yang menyebabkan dia semakin ingin merokok.

Kalau Anda tidak ingin menghirup udara yang bercampur asap rokok, menyingkirlah, atau buat kesepakatan dengan para perokok untuk sama-sama menjaga kebersihan udara yang ingin dinikmati para non-perokok. Itu lebih baik, bijak, dan adil, daripada menuntut orang lain untuk berhenti dari sebuah kebiasaan yang jeratnya kadang begitu erat.

Selamat menghirup udara segar!

www.rezagunawan.com

Penyembuhan Trauma & Rasa Takut Paska Bencana Dengan TAT

Disclaimer:
Prosedur penyembuhan diri sendiri yang dijelaskan dalam tulisan ini adalah untuk mengurangi rasa stres, takut dan masalah mental emosional lainnya. Ini tidak ditujukan sebagai terapi penyakit tertentu, baik fisik maupun mental, atau sebagai pengganti terapi medis atau psikologis profesional.
APA ITU TAT (TAPAS ACUPRESSURE TECHNIQUE)?

TAT (Tapas Acupressure Technique) adalah proses yang mudah untuk mengakhiri stres, trauma, rasa takut (fobia), rasa menderita & untuk menciptakan rasa bahagia.
TAT adalah teknik yang baru, sederhana dan efektif untuk menciptakan rasa damai, rileks, dan sehat dalam waktu yang singkat. TAT merupakan salah satu bentuk terapi dalam kelompok ilmu Energy Psychology yang sedang berkembang pesat.

Teknik ini dilakukan dengan menyentuh ringan beberapa titik akupunktur di kepala(Posisi TAT), sambil mengarahkan perhatian Anda pada masalah yang ingin diatasi (7 Langkah Penyembuhan TAT). Menyentuh titik-titik ini dengan ringan akan memberikan efek pudarnya trauma, sehingga pikiran dan perasaan hati yang negatif pun berkurang, terutama setelah mengalami peristiwa yang traumatis.
BAGAIMANA TAT BISA MEMBANTU SITUASI BENCANA?

Ada banyak aspek tentang TAT yang menjadikannya ideal untuk membantu kondisi bencana alam. Pertama, TAT sangat mudah dipelajari, dan selalu menggunakan titik akupuntur yang sama di kepala. Dalam kondisi dimana sumber daya serta tenaga bantuan terbatas, proses penyembuhan bisa segera dimulai. Selain itu, TAT bisa digunakan untuk sekelompok orang, sehingga membantu pemulihan jauh lebih cepat dibanding proses penyembuhan yang dilakukan terhadap satu individu saja.

Aspek penting lain juga adalah TAT tidak mengharuskan orang untuk mengalami kembali atau menjalani ulang peristiwa traumanya. Bahkan TAT tidak terlalu banyak menggunakan bahasa / percakapan dibanding dengan bentuk terapi lainnya, dan memungkinkan individu untuk memfokuskan perhatiannya pada masalah sesuai dengan persepsi mereka sendiri, tanpa harus menceritakannya atau mengungkapkannya dengan kata-kata.

Dalam situasi seperti bencana, dimana seringkali kita merasa kehilangan kendali atas aspek hidup kita, TAT dapat sangat bermanfaat. Dengan TAT, seseorang bisa melakukan proses penyembuhannya sendiri, dan sekarang memiliki “perangkat” yang dapat digunakan kapan saja. Ini sangat membantu orang untuk menyadari bahwa mereka adalah pihak yang “selamat” dan bukan “korban”.

TAT juga melepaskan dan menyembuhkan trauma masa lalu yang tersimpan di bawah sadar dan berkaitan dengan situasi krisis saat kini. Memori trauma punya kecenderungan untuk berkumpul dan terakumulasi, sehingga mempengaruhi individu maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. TAT juga efektif untuk mencegah terjadinya trauma sekunder pada para relawan/tenaga lapangan yang berinteraksi dengan para korban.

Yang lebih penting lagi, TAT tidak hanya berguna bagi korban langsung bencana saja, namun juga bisa digunakan bagi mereka yang bukan korban langsung, namun terpengaruh secara negatif akibat bencana itu. Para relawan yang turun ke lapangan, maupun masyarakat yang menyaksikan berbagai pemberitaan bencana, seringkali mengalami dampak negatif yang tidak diinginkan juga dari bencana tersebut. Berbagai ketakutan, kegelisahan, dan segala stres lainnya bisa sangat terbantu oleh TAT.

Kami menyarankan agar setiap orang mempelajari teknik TAT sebelum mengalami bencana secara langsung. Meski kita tidak mengharapkan adanya bencana lebih lanjut, namun sangat baik bilamana kita sudah menguasai proses pemulihan psikologis jauh sebelumnya, sehingga tahu apa yang perlu dilakukan bila kebutuhan tersebut muncul.
SIAPA YANG BISA DITOLONG DENGAN PROSES TAT?

TAT dapat digunakan sebagai proses untuk (1) menolong diri sendiri , (2) menolong orang lain secara individu, dan (3) menolong orang lain secara berkelompok dengan seorang fasilitator TAT. Ketika individu tidak dapat menyentuh titik TATnya, mungkin karena cedera atau alasan lain, maka orang lain dapat menyentuh titik TAT untuk individu tersebut, dan hasilnya pun tetap bisa efektif.
APAKAH TAT SUDAH BERMANFAAT UNTUK BENCANA DI NEGARA LAIN?

Ya. Ignacio Jarero, pendiri dan presiden dari Asosiasi Terapi Krisis di Meksiko dan Amerika Latin, mengatakan bahwa begitu banyak anak kecil maupun orang dewasa yang mengalami pengurangan signifikan atas gejala stres paska trauma, di akhir proses TAT.

TAT juga merupakan teknik favorit tim terapi lapangan untuk mengurangi stres karena sangat mudah untuk dilakukan dan diajarkan ke orang lain. TAT juga bahkan digunakan oleh anggota tim krisis untuk mengatasi stres dan ketegangan yang mereka alami akibat interaksi langsung dengan para korban.

Asosiasi Terapi Krisis Meksiko juga telah memakai TAT untuk sekitar 1,652 anak-anak setelah bencana banjir di Meksiko, banjir dan longsor di Nikaragua, bencana gempa di Kolombia, dan banjir longsor di Venezuela. TAT juga digunakan waktu bencana Tsunami di Aceh maupun Sri Lanka.

Green Cross, organisasi kemanusiaan yang bersifat serupa dengan Red Cross (Palang Merah), namun lebih fokus pada penyembuhan psikologis akibat trauma, telah berupaya untuk meningkatkan jumlah tenaga ahlinya yang terlatih dengan metode Energy Psychology. Energy Psychology juga semakin banyak digunakan oleh ahli konseling yang dikirim oleh Green Cross ke daerah-daerah bencana.

Psikolog Charles Figley, Ph.D., pendiri Green Cross pada tahun 1995 dan juga tokoh ternama dalam bidang terapi trauma, mengatakan “Energy Psychology semakin terbukti sebagai salah satu intervensi psikologis yang terampuh bagi para tenaga ahli yang membantu korban bencana, maupun bagi tenaga ahli itu sendiri.”

Di Indonesia sendiri, TAT digunakan secara intensif pertama kali saat bencana gempa bumi di Yogyakarta pada tahun 2006. Selanjutnya TAT terus berkembang dan dipakai juga saat bencana Situ Gintung, serta pemulihan psikologis saat bom Marriott kedua.
TAT UNTUK STRES DAN MASALAH UMUM

Bentuk penggunaan TAT yang paling mendasar dan sederhana, adalah cukup lakukan Posisi TAT dan amati masalah Anda. Sadari segala pikiran, perasaan, dan sensasi fisik yang datang dan pergi, dan izinkan diri Anda untuk mengamatinya dengan damai. Ketika Anda sudah selesai atau merasakan suatu perubahan, lepaskan tangan Anda dan sadari apa yang Anda rasakan setelah proses tersebut.
Ulangi seperlunya hingga masalahnya tidak lagi mengganggu Anda, atau hingga Anda bisa rileks meskipun mengingat masalah tersebut.
BAGAIMANA MELAKUKAN POSISI TAT

Dengan salah satu tangan, sentuhkan dengan ringan ujung ibu jari Anda pada sudut dalam salah satu mata Anda. Dengan ujung jari manis dari tangan yang sama, sentuhkan dengan ringan pada sudut dalam mata yang lain. Titik tersebut ada di ujung dalam mata dan naik ke atas sekitar 3 mm dari ujung mata dalam tersebut.

Sentuhkan dengan ringan dengan tangan yang sama, ujung jari tengah Anda di titik yang berada di antara kedua alis dan naik ke atas kurang lebih 1 cm. Sekarang letakkan tangan yang masih bebas di belakang kepala Anda, dengan telapak tangan menyentuh belakang kepala hingga ibu jari Anda di batas rambut belakang Anda. Telapak tangan ini menopang dasar tengkorak kepala Anda. Bila Anda menyentuh titik TAT untuk orang lain, lokasi tangan masih sama, namun jari kelingking Anda yang menyentuh batas rambut belakang. Kedua tangan disentuhkan dengan ringan, tidak ada tekanan sama sekali.

Untuk anak dibawah usia 11 tahun, tangan yang di depan kepala diubah menjadi seluruh telapak diletakkan di kening depan dan menutup setengah mata bagian atas. Bagi bayi, orang yang parah kondisi penyakitnya, atau tidak nyaman disentuh, posisi TATnya sama hanya tangan dijarakkan sekitar 3 - 5 cm dari kepala pasien.

Setiap Langkah TAT biasanya sekitar 1 menit atau hingga Anda merasa sudah selesai. Rasa sudah selesai bisa berupa (1) menghela nafas lega secara spontan, (2) rasa tidak lagi tercengkeram oleh masalah yang diatasi, (3) perhatian yang beralih ke hal lain, (4) sensasi energi yang lepas/bebas, atau (5) sekedar suatu rasa bahwa proses Anda selesai. Bagi anak-anak, ini bisa selesai dalam beberapa detik saja.

Jarang sekali, perasaan hati Anda yang negatif menjadi lebih kuat ketika Anda melakukan TAT. Jika ini terjadi, tetaplah lakukan Posisi TAT dan bimbing perhatian Anda ke Langkah TAT terakhir yang baru saja Anda lakukan sebelumnya. Dengan mengikuti instruksi ini, perasaan hati tersebut biasanya berubah menjadi rasa damai dalam waktu kurang lebih 1 menit. Jika Anda tidak juga tentram setelah 1 menit, mintalah bantuan terapis kesehatan mental yang profesional.

Anda boleh lepaskan & istirahatkan kedua lengan Anda kapan saja - baik di dalam Langkah TAT tertentu maupun diantara Langkah TAT. Mata boleh dipejamkan atau terbuka. Anda boleh menggunakan tangan yang manapun di depan kepala, atau bergantian antar Langkah TAT. Lakukan TAT dengan maksimal 45 menit setiap hari. 45 menit tersebut dihitung berdasarkan waktu dimana Anda berada dalam posisi TAT. Minumlah 6-8 gelas air putih dalam hari ketika Anda melakukan TAT.
7 LANGKAH TAT UNTUK PENYEMBUHAN DAMPAK BENCANA

Gunakan 7 Langkah TAT berikut ini yang dirancang untuk penyembuhan dampak bencana. Jika ada Langkah yang tidak sesuai dengan apa yang Anda butuhkan, kami sarankan untuk tetap lakukan Posisi TAT sambil berdoa bagi mereka yang mungkin membutuhkan Langkah tersebut, agar mencapai hasil yang paling baik.

LANGKAH 1: Berdoa / Berniat bahwa semua orang yang terkait dengan masalah ini dapat mencapai penyembuhan yang terbaik.

* Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda berdoalah / berniatlah bagi semua orang yang membutuhkan penyembuhan dari situasi saat ini. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1 menit.

LANGKAH 2: Dalam hati Anda, berbicaralah dengan mereka yang telah meninggal dunia akibat bencana ini, seolah-olah seandainya Anda dapat melakukan percakapan dengan mereka pada saat ini.

* Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda bayangkan Anda melakukan percakapan dengan orang yang Anda kenal yang telah meninggal dunia akibat bencana ini. Sampaikan apapun yang perlu Anda sampaikan ke mereka, dan dengarkan apapun yang mereka sampaikan kepada Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit

LANGKAH 3: Dalam hati Anda, berbicaralah dengan Tuhan, seolah-olah Anda dapat bercakap-cakap dengan Tuhan pada saat ini

* Lakukan Posisi TAT, dan dalam hati Anda lakukan percakapan dengan Tuhan saat ini. Sampaikan apapun yang perlu Anda sampaikan kepada Tuhan, dan dengarkan apapun yang Tuhan sampaikan kepada Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

LANGKAH 4: Ini sudah Terjadi, sudah Berlalu, saya Selamat, dan sekarang saya boleh Rileks

* Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah 1-2 menit.

LANGKAH 5: Semua Tempat dalam Hidup saya, Pikiran saya, Hati Saya dan Tubuh Saya, yang terkait dengan masalah ini sekarang disembuhkan

* Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit. Anda tidak harus tahu persis dimana saja tempat yang perlu penyembuhan, cukup dengan niat saja sudah cukup untuk penyembuhan ini.

LANGKAH 6: Saya maafkan semua yang saya salahkan atas peristiwa ini, termasuk diri sendiri maupun Tuhan

* Terkadang kita tidak menyadari mungkin kita telah menyalahkan orang lain, diri sendiri dan bahkan terkadang Tuhan atas peristiwa yang terjadi. Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

LANGKAH 7: Visualisasikan diri Anda bersama-sama mereka yang masih hidup bersama Anda, menyatukan rasa & hati, bersyukur atas kehidupan.

* Lakukan Posisi TAT, dan katakan pernyataan diatas dalam hati Anda, lalu amati pikiran, perasaan hati dan tubuh Anda. Betapapun sulitnya situasi saat ini, sadari diri Anda dalam kebersamaan dengan orang-orang yang dekat dan masih bersama di hidup Anda. Luangkan sejenak untuk berdoa dan bersyukur kepada Tuhan atas penyembuhan yang telah Anda alami. Lepaskan tangan Anda ketika sudah merasa selesai, atau setelah kurang lebih 1-2 menit.

Jika Anda merasa kurang nyaman, baik diantara Langkah TAT atau setelah seluruh Langkah dilakukan, maka lakukan Posisi TAT sambil memperhatikan pikiran, perasaan atau sensasi fisik apapun yang kurang nyaman bagi Anda, hingga Anda merasa lebih nyaman dan lega, lalu lanjutkan Langkah TAT bila belum selesai.

Langkah TAT tambahan yang juga bisa dilakukan bila perlu:
Langkah 1: “Ini adalah kesalahan saya”
Langkah 2: “Ini bukan kesalahan saya”
Langkah 1: “Saya sebenarnya bisa melakukan sesuatu untuk mencegah hal ini”
Langkah 2: “Tidak benar bahwa saya bisa mencegah hal ini”

Setelah seluruh proses selesai, mohon berbagilah apa yang Anda alami dalam proses ini kepada orang lain.

TAT adalah pengalaman yang lembut penuh kasih sayang, yang membawa hasil yang dalam, bermakna dan permanen. TAT adalah salah satu alat ideal yang dapat dimanfaatkan pada situasi saat ini karena cepat, praktis, efektif dan sederhana.

Website : www.rezagunawan.com


Design by Dika Gusti Nugraha . Facebook . Follow dikakid